“Saya melihat makhluk berwarna putih berkilau bergerak berdiri dan saya waktu itu mengira saya berimajinasi,” kata Christine Wilton, yang menemukan penguin itu ketika dia sedang berjalan-jalan dengan anjingnya, seperti dikutip dari BBC.
Departemen konservasi setempat tidak bisa memperkirakan bagaimana penguin itu tiba di sana, dan mengatakan mungkin binatang itu mengambil arah yang salah.
“Sangat mengagumkan bahwa kita bisa melihat salah satu penguin ini di pesisir Kapiti,” kata pejabat departemen itu, Peter Simpson.
Pengunjung pantai yang tidak diundang tersebut menarik penonton yang terdiri dari warga setempat dan orang-orang yang lewat yang diperintahkan agar tidak mengganggu sang penguin dan mengikat erat-erat rantai anjing mereka.
Para ahli konservasi mengatakan burung itu masih muda, umurnya sekitar 10 bulan dan tingginya 80 cm.
Penguin Emperor merupakan spesies penguin yang paling tinggi dan paling besar. Burung-burung itu bisa tumbuh sampai setinggi 122 cm dan memiliki berat lebih dari 34 kg.
Colin Miskelly, seorang ahli penguin dari Te Papa, museum nasional Selandia Baru, mengatakan penguin tersebut tampaknya lahir pada musim dingin lalu di Antartika. Dia mungkin sedang mencari cumi-cumi dan krill (plankton mirip udang) dan kemudian mengambil arah yang salah sehingga tersesat dan muncul di North Island di Selandia Baru.
“Penguin ini tampaknya terus pergi ke arah utara dan sangat jauh dari jarak yang biasa dia tempuh,” kata Miskelly.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar